A.
Pandemi, Adaptasi, dan
Inovasi
Munculnya pandemi atau
wabah penyakit Corona Virus Desease-19
(Covid-19) secara tiba-tiba seolah menciptakan perubahan besar bagi segala sisi
kehidupan. Penyakit ini memiliki tingkat penularan yang tinggi disebabkan
karena infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan yang boleh jadi tanpa
disertai gejala. Penularan ini dapat melalui percikan air dari mulut (droplet)
yang dikeluarkan saat bernafas, batuk, bersin, dan berbicara. Droplet inilah yang
kemudian menjadi sarana yang mengantarkan virus menginfeksi benda di sekitarnya
Selain itu, penularan
Covid-19 dapat disebabkan karena adanya mobilitas masyarakat serta aktivitas
yang melibatkan kontak secara langsung dengan orang yang terinfeksi
Tentu saja tidak semua
aktivitas dapat dilakukan dari rumah. Misalnya: membeli bahan makanan, meminjam
buku di perpustakaan, dan lain sebagainya. Hal ini membuat kita terpaksa pergi
ke luar rumah dan bertemu orang lain. Namun, saat ini dengan kemajuan teknologi
dan inovasi dari generasi Indonesia membuat hal yang sebelumnya mustahil
menjadi sangat mungkin. Kini telah lahir suatu aplikasi ojek online penyedia layanan antar jemput
sekaligus pesan-antar makanan yang memudahkan penggunanya dalam aktivitas di
luar ruangan. Contohnya seperti aplikasi Gojek dan Grab. Dimana komponen yang
terlibat secara langsung ialah pengemudi, pengguna (orang yang mengajukan
permintaan layanan), dan penjual (pihak yang menyediakan makanan atau minuman)
Tidak hanya bagian
logistik di rumah saja yang perlu untuk dipenuhi, tetapi juga kebutuhan akan
sumber informasi dan referensi yang berupa buku. Buku merupakan hal yang
krusial bagi beberapa pihak, seperti: siswa, mahasiswa, dan tenaga pendidik.
Buku memiliki banyak hal yang sarat akan informasi yang berguna untuk
memecahkan permasalahan. Umumnya buku dapat dijumpai dengan mudah dan tanpa
biaya di perpustakaan. Namun, di masa pandemi ini adakah yang nekat datang ke
perpustakaan?
Perpustakaan merupakan
tempat di mana semua orang yang telah terdaftar sebagai anggota dapat
mengaksesnya. Meski tanpa diketahui apakah seseorang yang datang sedang dalam
kondisi tubuh yang baik atau tidak. Oleh karena itu, penulis merasa penting
adanya cara baru untuk melayankan buku pada pemustaka. Penulis belajar dari
fenomena yang sering dialami masyarakat sekitar saat memesan makanan dan
minuman melalui aplikasi ojek online. Di
mana saat seseorang hendak melakukan pemesanan, orang itu hanya perlu membuka
aplikasi, kemudian memilih menu makanan atau minuman yang diinginkan. Setelah
itu, pemesanan akan diproses oleh penjual dan diambil untuk diantarkan pada
pemesan. Penulis menggagas ide berupa adanya layanan pesan-antar buku di
perpustakaan untuk memudahkan pemustaka membaca buku dan memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Selain itu, tujuan dari penggasan ide ini adalah untuk
mewujudkan perpustakaan ideal, yakni mempunyai salah satu dari empat poin
penting; memiliki sistem akses yang efisien dalam pelayanan informasi
B. Eksistensi Pesan-Antar Makanan di Masa Pandemi
Menurut data yang
dihasilkan melalui survei online oleh
Katadata Insight Center (KIC) pada 13-18 April 2021 yang bertujuan untuk
melihat seberapa banyak masyarakat yang sudah memanfaatkan jasa pesan-antar
makanan di daerah Jabodetabek pada rentang usia 18-29 tahun, sebanyak 82 persen
dari 1.146 responden mengaku telah memanfaatkan jasa ini
Meskipun KIC telah menyimpulkan
bahwa ramainya pengguna aplikasi penyedia layanan tersebut adalah pandemi
Covid-19, tentu ada faktor lain yang membuat pengguna tidak kembali melakukan
aktivitas secara konvensional lantas ‘meninggalkan’ layanan ini. Sebenarnya apa
yang membuat kebanyakan masyarakat merasa nyaman dengan penggunaan layanan
pesan-antar makanan ini? Ada beberapa faktor yang membuat pengguna merasa
dimanjakan dengan hadirnya aplikasi penyedia layanan ini. Faktor ini berasal
dari komponen yang terlibat secara langsung dalam aktivitas pelayanan
pesan-antar makanan.
Diurutkan dengan komponen
yang mengajukan permintaan, yakni pengguna. Sebagai pengguna, tentu saja
memiliki wewenang yang besar untuk tidak ataupun tetap menggunakan apa yang
digunakan. Faktor pertama yang melekat pada pengguna yakni niat menggunakan.
Faktor ini menggambarkan bagaimana ekspektasi atau harapan yang dimiliki
pengguna terhadap hasil dari layanan pesan-antar makanan. Jika semakin besar
ekspektasi pengguna, maka niat untuk menggunakan layanan akan semakin tinggi
Kemudian, komponen
berikutnya yaitu pengemudi. Faktor yang melekat pada pengemudi atau pelaku ojek
online ialah keamanan. Pihak penyedia
layanan telah mewajibkan setiap pengemudi untuk selalu mematuhi prokes saat
beroperasi dan melakukan vaksinasi sebelumnya. Selain itu, faktor harga juga
erat dengan pengemudi. Harga jasa sekaligus makanan pada aplikasi penyedia
layanan pesan-antar bahkan dapat lebih murah dibandingkan harga asli saat
datang ke restoran secara langsung. Oleh karena itu, harga tentu saja termasuk
pada faktor penyebab pengguna merasa nyaman menggunakan aplikasi ini
Komponen terakhir ialah penjual
atau penyedia barang (makanan dan minuman). Terdapat dua faktor penting yang
melekat pada penjual, yakni kredibilitas restoran dan pengemasan yang aman. Kredibilitas
restoran berkaitan dengan kualitas pelayanan dan barang yang disediakan. Hal
ini sudah menjadi salah satu faktor utama yang diperhatikan saat memesan
makanan. Jika kredibilitas tinggi, maka semakin banyak pengguna aplikasi yang
tertarik untuk mengandalkan sistem pemesanan online
C. Kolaborasi Melahirkan Solusi
Menurut Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, kolaborasi ialah bekerja sama untuk menghasilkan
suatu gagasan atau ide dengan tujuan mencapai visi bersama. Kolaborasi dapat
dilakukan untuk menghasilkan inovasi dan kreasi guna merealisasikan tujuan
serta memecahkan masalah bersama
Berdasarkan hal itu,
penulis merasa tertarik untuk membahas dua lembaga yang sangat mungkin untuk
berkolaborasi sehingga nantinya dapat dikaji lebih lanjut oleh pihak yang
bersangkutan atau bahkan direalisasikan. Sebuah perpustakaan yang bergerak
sebagai lembaga penyedia informasi atau koleksi berkolaborasi dengan aplikasi
ojek online yang bergerak sebagai
lembaga penyedia layanan pesan-antar makanan.
Kolaborasi ini
berorientasi pada layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian koleksi)
perpustakaan yang semula pemustaka secara langsung mencari, memilih, mengambil,
dan memroses peminjaman koleksi, menjadi pemustaka mencari dan memilih koleksi
yang dibutuhkan melalui aplikasi ojek online
yang terintegrasi dengan Online
Public Access Catalogue (OPAC), pustakawan mengambil koleksi yang diminta,
kemudian diproses oleh pengemudi untuk diantarkan ke tempat tinggal pemustaka
yang jaraknya dapat dijangkau. Dengan cara seperti ini, perpustakaan dapat
tetap melayankan koleksi kepada pemustaka serta pengemudi ojek online mendapat tambahan komisi dari
jasa yang telah diberikan.
Di masa yang tak menentu
ini, boleh jadi beberapa orang memilih untuk tidak menggunakan layanan
pesan-antar makanan dalam waktu tertentu untuk meminimalisir pengeluaran.
Akibatnya, pengemudi akan mendapat sedikit permintaan layanan atau bahkan tidak
ada. Untuk mengantisipasi hal itu, layanan pesan-antar untuk buku perpustakaan
dapat menjadi alternatif cara mendapatkan tambahan penghasilan. Dalam hal ini,
sistem aplikasi penyedia layanan pesan-antar semestinya memberikan upah yang
sepadan dengan jarak tempuh bagi pengemudi.
D. Lahirnya Layanan Pesan-Antar Buku Perpustakaan di Masa
Pandemi
Apabila rancangan ini direalisasikan,
maka istilah “pesan-antar buku” juga ikut lahir. Jika aplikasi yang
berkolaborasi dengan perpustakaan adalah Gojek, pelayanan makanan bernama
GoFood dan pelayanan buku bernama GoBook. Jika aplikasi itu adalah Grab, saat
pelayanan makanan bernama GrabFood, namun saat melayankan buku dapat bernama
GrabBook atau istilah lain yang biasanya memudahkan pengguna untuk mengenalnya.
Masalah yang disebabkan
oleh pandemi Covid-19 ini dapat ditanggulangi dengan kolaborasi. Kolaborasi
dapat melahirkan terobosan yang unik dan menarik, serta berguna untuk
menyelesaikan permasalahan yang rumit. Perpustakaan dan layanan pesan-antar
sebagai contohnya. Kedua hal ini ibarat jika dikolaborasikan dapat membentuk
konsep yang sama dengan kegiatan ekonomi dasar
Sebagaimana mestinya, suatu
kolaborasi harus menguntungkan semua pihak dengan seimbang atau setidaknya
tidak saling merugikan. Maka kolaborasi ini memang dirancang untuk
menguntungkan semua pihak. Keuntungan yang didapat oleh pengguna aplikasi atau
pemustaka ialah rasa aman saat membutuhkan bahan bacaan dari perpustakaan dan
efisiensi. Keuntungan yang didapat oleh pengemudi ialah tambahan pendapatan.
Sedangkan keuntungan perpustakaan ialah tetap dapat melayankan informasi yang
berupa koleksi.
1 Komentar
No Deposit Bonus | Play OneCasino 11bet 11bet 메리트카지노 메리트카지노 카지노 카지노 8630patriots texans money line - Shootercasino.com
BalasHapus