Catatan Diskusi: Mahasiswa dan pembangunan Daerah


KMBY - Untuk kali pertamanya dalam kepengurusan yang baru periode 2022-2023  Keluarga Mahasiswa Bangkalan Yogyakarta (KMBY), kembali menggelar kegiatan rutinitas berupa diskusi mingguan pada jum'at malam 09/08 di sekretariat KMBY Banguntapan, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.


Rutinitas kajian tersebut menjadi sebuah wadah tersendiri untuk mengembangkan intelektualitas dan menjadi semacam pemantik semangat bagi anggota KMBY, agar mampu mengaplikasikan apa yang didapatkannya di kampus dan semacamnya.


Dalam diskusi tersebut mereka mengambil tema tentang "Peran Mahasiswa dalam pembangunan Daerah". 


Seperti yang telah diketahui bersama, kiprah Mahasiswa dalam negara ini tak perlu dipertanyakan lagi. Sejarah membuktikan bagaimana golongan Mahasiswa mengambil bagian penting dalam sirkuit sejarah berdirinya republik ini. Bahkan sejak NKRI masih sebagai embrio di masa Soekarno, dilanjutkan masa orde-baru, Reformasi hingga Indonesia bediri kokoh di abad ke XXI ini. 


Namun, yang menjadi soal menurut Muhammad Naim, adalah bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai kepemudaan atau kemahasiswaan yang telah teruji itu dalam tata kehidupan di Daerahnya masing-masing. Baik dalam arti nuansa pembangunan, berwirausaha, menjalin kekerabatan, dan lebih-lebih berpolitik. 


"Saya meyakini, meskipun sekian puluh tahun Mahasiswa ada di tengah-tengah masyarakat tidak semua spirit kemahasiswaan secara otomatis terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat di daerahnya tinggal" Ungkap Naim.


Selain itu, Menurutnya, mahasiswa selalu menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu Daerah khususnya di Bangkalan.


"Bangkalan telah merelakan tanahnya dipijak, lalu apa yang dapat kita berikan kepadanya?" Tanyanya. 


Sebagai generasi muda, menurutnya, kita tidak boleh memilih menjadi patung dan berdiam diri melihat pembangunan yang sedang berlangsung. 


Pada titik inilah, kalangan Mahasiswa wajib menggali segala nilai-nilai dan kemampuannya untuk ditularkan dan ditumpahkan pada daerahnya dalam rangka menciptakan tata masyarakat dan Bangkalan yang kondusif dan maju. 


"Kekuatan mahasiswa−meminjam bahasa Immanuel Kant, sebagai suatu maxim−harus dikeluarkan dari kerangkeng status quo harus ada “kontekstualisasi-rekontekstualisasi” dan “rasionalisasi-rerasionalisasi” Terangnya. 


"Apalagi masyakat Bangkalan itu kompleks dan terdiri dari beberapa elemen, " Tambahnya. Terdapat tiga elemen masyarakat di Bangkalan: Kyai, Bleter, dan Orang kaya. Dan menurut Naim di tiga elemen tersebut, mahasiswa harus masuk sebagai jajaran dan kelompok yang memiliki pengaruh yang setara dan layak diperhitungkan di Bangkalan diantara tiga elemen tersebut.*() Ibrahim



0 Komentar